Remember When You Loved Me
Langit telah mengalami
perubahan warna yang tadinya masih terlihat sedikit gelap namun sekarang menjadi
orange ke biru-biruan. Sedikit demi sedikit matahari telah menampakkan dirinya, ia muncul dari arah timur. Dan
sekarang ia bertugas menggantikan tugas sang bulan untuk nenyinari bumi.
Sedangkan aku masih memejamkan mata dan sedikit demi sedikit sinar matahari
mengusik tidurku, masuk melalui celah jendela.
Kring..kring.. jam weker berwarna biru berbunyi
menunjukkan pukul 05.00 pagi.
“hoam..” mulutku menguap karena rasa ngantuk yang
menyelimutiku
aku mulai mengedip-ngedipkan mataku untuk
menyesuaikan pupil mataku dengan cahaya matahari. Dan tanganku yang bergerak mencari
jam weker disudut kasur.
“udah jam 05.00 ? gue harus cepet-cepet berangkat
biar gak telat, kan hari ini hari pertama masuk kelas baru” ucapku lalu
bergegas untuk mandi.
Setelah mandi aku sarapan dan segera berangkat
diantar oleh ayahku dan jam menunjukkan pukul 06.30
Tak
butuh waktu lama menuju sekolah karena jarak rumahku yang cukup dekat dengan
sekolahan.
“aku
berangkat sekolah dulu ya yah, assalammualaikum” ucapku sambil mencium tangan
ayahku
Segera
aku melangkahkan kakiku masuk menuju
kelas baruku yang berada di lantai atas. Satu persatu tangga aku lewati, akupun
sampai di depan kelas. Setelah aku memasuki kelas baruku, tampak semua bangku
sudah diisi namun ada satu bangku kosong di dekat jendela dan aku memutuskan
untuk duduk di bangku tersebut. Melihat kelas baruku, aku merasa aneh karena
suasananya yang berbeda dari kelas-kelas yang pernah aku tempati mulai dari
kelas 7.
Di kelas 8 semester dua ini aku tetap
sekelas dengan sahabatku, Izumi dan Maudy. Mereka adalah sahabatku dari kelas 7,
mereka anaknya baik, lucu, care dan pastinya selalu dengerin curhatanku. Tapi
di semester dua ini aku mengenal Kekey, teman baruku yang lambat laun menjadi
sahabatku. Dia anaknya gokil, alay, heboh dan petakilan alias gak bisa diem
gitu, tapi sebenernya dia baik kok dan dia juga suka curhat tentang cinta.
“Ndah,
ke kantin yuk?” ajak maudy
“ayo!
Gue udah laper banget” sahut Kekey
“gue
gak ngajak loe kok” ucap Maudy yang niatnya bercanda
“udah-udah.
Kita ke kantin bareng-bareng, Ayo!” ucapku sambil mengajak izumi yang sedang
merapikan bukunya, sedangkan Kayla masih terlihat manyun.
Sudah hampir beberapa minggu aku
beradaptasi di kelas ini, aku sudah mulai akrab dengan teman-teman yang
lainnya, walaupun belum semuanya yang aku kenal. Aku dan ketiga sahabatku juga
semakin dekat.
Waktu itu bangku di kelasku dirolling dan
ketika hari kamis aku duduk di depan meja guru yang terpisah dari sahabat-sahabatku, namun pada
hari itu aku mulai mengenal salah satu cowok di kelasku.
“ini
gimana sih caranya? Gue gak ngerti” gerutuku sambil menoleh ke belakang
“kan
tadi udah dijelasin, masa gak ngerti? Yaudah baca aja dulu” jawab temenku
“udah
gue baca tapi soalnya itu sulit. Loe mau kan ngajarin gue?” tanyaku
“iya
deh. Caranya itu gini…” jelas temanku panjang lebar dan akhirnya aku mengerti.
Kring….
Bel istirahat berbunyi, aku tetap di kelas karena enggan untuk ke kantin.
“yaelah,
soalnya banyak banget. Ini aja baru setengahnya” ucap anak cowok di dekat
bangkuku
“hmm..
loe dulu kelas 8 apa?” tanyanya padaku
“gue?
Kelas 8A. kenapa?” tanyaku heran, karena
dia tiba-tiba nanyak seperti itu
“gpp
kok, Cuma nanyak aja. Jumlah raport loe semester 1 kemaren berapa?” tanyanya
lagi
“1081,
kenapa?”
“gpp,
gue kan Cuma nanyak. Loe itu anaknya diem ya” jawabnya
Beberapa
menit aku ngobrol sama dia, ternyata namanya Bryan. Dia anaknya kelihatan baik,
agak lucu sih dari logat bicaranya dan dia itu kepo banget. Ini bener-bener
perkenalan yang aneh tapi gokil. Lambat laun aku mulai mengenalnya, dan
sahabatku Kayla juga berkenalan dengannya. Bahkan dia ikut-ikut untuk mengikuti
ekskul olimpiade IPS.
Waktu itu sepulang ekskul. Hari jum’at
tanggal 17 februari 2014 dia menyatakan itu. Dia bilang kalo dia suka sama aku
dan aku kaget bahkan hampir gak percaya.
“gimana
nih?” bisikku kepada Kekey karena Kekey
ada disampingku waktu itu
“lebih
baik loe jawab yang jujur sesuai perasaan loe” bisiknya padaku
Setelah
beberapa menit aku terdiam, akhirnya aku menjawabnya.
“kalo
dibilang suka itu ya masih gak terlalu suka, tapi kalo dibilang gak suka itu
juga ada rasa suka” aku diam sejenak dan
dia ikut terdiam
“maaf,
aku gak bisa. Semua ini ada alasannya. Aku minta maaf” ucapku
“iyaa
gpp, aku ngerti” jawabnya sambil menundukkan kepala
‘maaf
banget, aku nolak kamu karena alasan tertentu tapi sebenarnya aku suka sama
kamu’ ucapku dalam hati
Sekitar satu bulan peristiwa itu
berlalu. Aku tetap berteman dengannya namun rasa itu masih ada. Hari demi
hari berganti di bulan April, aku merasa
ada yang berubah dari dia. Dia berubah menjadi cuek dan jarang menyapa, dia
seperti bukan Bryan yang pertama aku kenal. Sifat lucunya, keponya berubah 180
derajat. Aku yakin, dia seperti ini karena aku menolaknya tapi aku memutuskan
untuk menunggunya. Menunggu dia berubah menjadi Bryan yang pertama aku kenal.
Tahun ini telah memasuki bulan
Agustus, aku naik kelas 9 dan sekelas lagi dengan dia. Dia yang aku tunggu
selama kurang lebih 6 bulan.
“kenapa
harus sekelas? Gue kan jadi gak bisa move on!” gerutuku kepada
sahabat-sahabatku
“udalah,
ini itu udah takdir. Mau gimana lagi coba?” ucap Maudy
“lagian
walaupun loe sekelas sama dia itu bukan penghalang buat loe untuk move on” ucap
Kekey panjang lebarr
“semangat
yaa, keep calm” ucap izumi seraya menyemangatiku
Mendengar
ucapan mereka, akupun menerima ini semua. Mungkin sekarang aku sedang diuji
sama Allah SWT.
Meskipun
sekelas dengannya, namun dia masih sama. Dia gak berubah! Dia tetep cuek bahkan
sekarang dia kelihatan kayak gimana gitu.
Bulan agustus telah berganti, tepat di
bulan September ini dia berulang tahun yang ke-15. Aku mengucapkannya tapi jawabannya?
Jawabannya garing dan menyakitkan.
‘iyaa makasih, maaf ini siapa?’ itulah
balasan sms-nya -_-
Tapi
yaudahlah, mungkin dia emang udah lupa. Dan tepat di bulan ini aku
denger-denger Bryan sudah punya pacar dan mereka baru saja jadian. Menyakitkan!
Bahkan aku denger langsung dari Bryan yang ngomong di depanku. Mendengar
penjelasan dari dia, buat aku tersakiti namun aku berusaha tersenyum. Lalu aku
memutuskan pergi dari hadapannya.
“loe
yang sabar yaa. Itu emang menyakitkan tapi
gue yakin dibalik ini semua pasti ada hikmahnya” ucap temanku
“iya,
gue tau tapi rasanya itu sakit. Selama ini percuma aja gue nungguin dia selama
6 bulan dan sekarang gue harus lihat dia udah punya pacar” ucapku tertunduk
“mungkin
dia gini karena dulu loe udah nolak dia”
“gue
nolak dia ada alasannya. Gue masih canggung kalo punya pacar sekelas tapi
disaat gue mulai percaya sama dia, dia malah berubah” ucapku
“please
gue mohon, loe gak boleh menyesali ini semua karena waktu gak akan bisa
diputar. Gue mau loe move on dan fokus untuk kelas 9” ucap Izumi
“iyaa,
gue akan nyoba dan belajar move on. Makasih buat nasehat kalian” ucapku
Bulan berganti bulan, sekarang
memasuki bulan November. Lambat laun aku sudah mulai melupakannya dan lebih
fokus mempersiapkan UN . walaupun aku sekelas dengannya tapi itu bukan
penghalang untuk move on dan melupakannya adalah hal terbaik. Aku juga yakin
kalo Tuhan itu adil, jika kita kehilangan seseorang yang menurut kita baik,
pasti Tuhan akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Percaya deh, kalo semuanya
itu bakalan indah pada waktunya.
Meskipun penantian selama 6 bulan ini
sia-sia, tapi ini adalah pelajaran buatku kalo “hal yang menyakitkan gak perlu dipertahankan”
William Hill | Casino Roland, Prussia
BalasHapusWelcome to William 카지노사이트 Hill Casino Roland, william hill Prussia. Casino Roland, Prussia. Online Casino. Best online casino in Prussia. 100% up to happyluke €300.